Tapi ia harus. Para pembaca berhak dengan happy ending bagi imajinasi mereka, karena kehidupan tidak selamanya menyajikan hal itu. Setidaknya, Sani bisa memberikan hal itu pada pembaca melalui tulisannya.
Di saat ke-blur-an itulah Azka datang. Azka si pria tampan yang menggetarkan hati dan juga tubuh Sani di pertemuan pertama itu memberikan ide kembali. Sani kembali lancar dengan imajinasi nya. Azka membawa semua itu kembali.
Namun bagaimana jika badai kembali datang? Bagaimana jika Sani baru menyadari bahwa badai kali inilah yang bisa menghilangkan kepersayaannya pada happy ending itu selamanya? Bagiamana jika Sani baru menyadari bahwa apa yang Jeremy timbulkan jauh lebih dangkal daripada luka nya kali ini?
Mampukan kepercayaan akan cinta itu kembali pada Sani? Akankah novelnya berakhir bahagia seperti yang sudah-sudah?
Namun bagaimana jika badai kembali datang? Bagaimana jika Sani baru menyadari bahwa badai kali inilah yang bisa menghilangkan kepersayaannya pada happy ending itu selamanya? Bagiamana jika Sani baru menyadari bahwa apa yang Jeremy timbulkan jauh lebih dangkal daripada luka nya kali ini?
Mampukan kepercayaan akan cinta itu kembali pada Sani? Akankah novelnya berakhir bahagia seperti yang sudah-sudah?
No comments:
Post a Comment
Tell me the reading experience or what you want for next book!^^